Welcome To My Blog !

Sabtu, 13 Februari 2010

MARAH PINTU MASUK SETAN

Allah telah mentakdirkan setan sebagai musuh bagi kita. Walaupun setan tidak terlihat oleh indera kita, tetapi kita harus meyakini keberadaannya. Anehnya, kita juga jarang menyadari bahwa kita sedang bertarung dengan setan. Kalau kita ingin tahu kenapa kita berperilaku buruk, berkata-kata jelek, kotor, tindakan kita jauh dari kearifan, bahkan tidak jarang kita bertindak zalim, itu adalah salah satu ciri bahwa setan terkutuk telah berhasil memperdaya diri kita.

Kita jarang menyadari bahwa kita sedang dibidik oleh setan setiap saat. Walaupun secara keilmuan setan tidak terlihat oleh kita, tapi dia bisa melihat kita. Setan melihat siapa kita dengan jelas, sementara kita tidak dapat melihatnya. Setan mengerubuti kita, sedangkan kita harus bertarung seorang diri. Kita banyak sekali kesibukan sampai-sampai kita tidak sadar bahwa kita sedang diperdaya, sedang setan tidak punya kegiatan lain selain menipu kita.

Oleh karena itu, kesadaran bahwa kita sedang bertarung dengan setan ini perlu kita tingkatkan supaya kita tidak jadi pecundang. Ketika kita shalat atau shaum (puasa), tapi angkara murka kita tetap ada, syahwat selalu membara, cinta kepada dunia, tamak, serakah, licik, menjilat kepada orang lain, merendahkan, semua ini mencirikan bahwa ibadah kita belum dibarengi kesadaran bahwa setan terkutuk dari depan, belakang, kiri dan kanan terus berusaha menghancurkan kita.

Kita berkelahi tanpa pernah mempelajari musuh/lawan kita, dan tidak pernah menyadari strategi mereka. Kalau kita tidak pernah menyadari keberadaan setan, maka akan terjadi seperti yang sekarang ini, yakni kita jadi malas. Kalau sedang melakukan, tidak mau menyempurnakan. Kalau sudah melakukan sesuatu maunya ria’ dan pamer. Maka do’a “ A’uudzubillahi minasysyaithaanirrajim “ ( Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk ) seharusnya menjadi wirid lisan dan wirid keyakinan kita setiap saat.

Para pemarah ibarat sepak bolanya setan. Pemarah itu bolanya, dioper-oper antara setan yang satu dengan setan yang lain. Orang-orang yang pemarah tidak bisa mengendalikan diri, kata-katanya kotor, kasar dan keji.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar