Welcome To My Blog !

Senin, 10 Mei 2010

UTANG, ANTARA KEBUTUHAN DAN BEBAN


UTANG, kata yang satu ini seakan tak pernah lepas dari kehidupan manusia dewasa ini. Sulit memang untuk menerjemahkan kata ini, karena keberadaannya yang sangat berhubungan dengan kebutuhan, selain juga beban.

Nah, sekarang pernahkan anda merenung, berapa banyak utang yang harus dibayar setiap bulannya? Berapa banyak bunga dari utang itu yang mesti Anda tanggung? Lalu, berapa lama anda harus berada dalam ‘tekanan’ utang?
Jawabannya bisa jadi akan beragam. Sebagian mungkin akan menyatakan utang bukan masalah sepanjang masih mampu membayar. Sebagian lain beranggapan untuk meningkatkan aset.

Sah-sah saja mungkin Anda pernah bingung setiap hari harus memikirkan utang yang menumpuk, mulai tagihan kartu kredit yang terus membengkak, cicilan kredit rumah atau mobil yang tidak kunjung usai, bahkan ditambah utang lain padahal dananya kadang harus pusing mencari lagi ke mana.

Utang memang bisa menjadi dewa penyelamat, tetapi utang juga bisa menjadi awal malapetaka bagi keuangan Anda. Karenanya, mesti utang bukan hal yang haram selama tujuan dan peruntukannya jelas, utang juga mesti disikapi dan disiasati, sehingga tidak merusak hidup. Apa itu?

Langkah Pertama :
Periksa utang-utang Anda, apakah masih tergolong sehat atau sudah mulai merongrong Anda. Caranya : buatlah daftar utang, mulai dari kartu kredit, kredit kepemilikan kendaraan, kepemilikan rumah dan utang-utang lain. Tuliskan juga bunga yang mesti Anda bayarkan. Lalu jumlahkan utang-utang tersebut. Bandingkan dengan aset Anda. Berapa persen utang Anda dibandingkan dengan aset?

Bila dibawah 30 persen, masih tergolong sehat. Tetapi, bila jumlah utang dengan aset tidak jauh beda, rasanya Anda perlu mendiagnostik ulang setiap peruntukan utang Anda.

KARTU KREDIT

Kartu Kredit kini telah menjadi gaya hidup. Tapi sadarkah Anda bahwa itu juga akan menjadi petaka? Nah, Apakah Anda memiliki dua, tiga, empat atau lebih kartu kredit? Jangan membayangkan kian banyak kartu kredit di dompet semakin bergengsi.

Gengsi tak ditentukan oleh jumlah kartu kredit, tapi berapa besar plafon yang diberikan satu penerbit kartu. Namun bukan berarti Anda bisa sesuka hati menggunakannya. Kecuali jika Anda tergolong kelompok Financial freedom, karena tak butuh lagi perencanaan keuangan.

Bila Anda masih merasa perlu mencari pendapatan dan masih merasa mendapat beban membayar utang, maka pertimbangkan kembali jumlah kartu kredit Anda. Konkretnya, Anda hanya perlu satu atau paling banyak dua kartu kredit. Jadi kartu kredit yang lainnya segera ditutup.

Berikutnya, cermati lagi penggunaan kartu kredit Anda. Ingat, pada dasarnya kartu kredit adalah untuk memudahkan transaksi pembayaran, bukan kemudahan berutang. Mestinya setiap bertransaksi harus ada cadangan dana yang bisa pada bulan berikutnya, sepanjang masih dalam batas GRACE PERIOD alias bebas bunga. Keliru jika Anda membayar jumlah minimal, padahal memiliki dana tunai. Kenapa? Bayangkan, dana tunai yang disimpan dalam tabungan Anda hanya mendapat bunga 5-6 persen setahun, tetapi bunga kartu kredit Anda mencapai 24-36 persen setahun. Itu berarti Anda menanggung beban bunga bersih sekitar 19-30 persen.

Jadi penggunaan kartu kredit dengan pembayaran angsuran plus bunga hanya lazim dilakukan dalam keadaan ‘darurat’ atau mengalami masalah likuiditas. Jika tidak, sebaiknya Anda restrukturisasi lagi cara berfikir dalam penggunaan kartu kredit.

Mungkin Anda akan bertanya, bagaimana mungkin melunasi atau menutup kartu kredit jika dana yang tersedia tidak memungkinkan?
Ada dua cara yaitu :
Pertama
Tetap tutup kartu kredit yang berbunga tinggi, pindahkan ke yang berbunga rendah. Lalu untuk sementara waktu kartu kredit itu jangan digunakan dulu dan Anda mesti mengangsur secara tetap sampai batas tertentu.

Kedua
Jika bunganya terasa mencekik dan Anda sudah terjebak kondisi bunga-berbunga, tak ada salahnya menjual sebagian aset Anda untuk melunasi utang itu. Dengan kondisi yang sudah sangat parah, dibutuhkan waktu sangat lama untuk melunasinya. Oleh karenanya, apa boleh buat, Anda mesti rela ‘mengamputasi’ aset Anda, karena jangka panjangnya akan lebih baik buat keuangan Anda.

KREDIT RUMAH & KENDARAAN

Terkait kredit kepemilikan rumah atau kepemilikan kendaraan, coba cermati, berapa tahun lagi Anda mesti menyelesaikan kredit itu dan berapa banyak bunga yang mesti Anda tanggung. Ambil contoh, jangka waktu kredit kendaraan, sebenarnya merupakan hal penting yang mesti Anda kaitkan dengan usia produktif dan nilai sisa dari kendaraan itu. Artinya, akan lebih baik jika masa angsuran masih dalam usia produktif kendaraan.

Alasannya, ketika Anda tak sanggup lagi membayar angsuran karena sesuatu yang tidak terduga, Anda masih bisa menjual kendaraan itu dengan harga yang baik dan mungkin mendapat sisa dana.

Yang jelas, jangan pernah beranggapan utang merupakan hal wajar jika peruntukannya tidak jelas dan nilainya sudah mendekati jumlah aset yang Anda miliki. Suatu saat nilai utang itu bisa menyamai nilai aset Anda. Ngeri bukan!

Semoga Bermanfaat !