Dikisahkan oleh Al-Yafi’I, bahwa Allah SWT memberikan wahyu kepada Nabi Sulaiman bin Dawud agar pergi menuju ke suatu pantai. Karena dipantai itu dia akan melihat suatu keajaiban. Hingga saat Nabi Sulaiman sampai di suatu pantai, beliau menoleh ke kanan dan ke kiri, tetapi tak mendapatkan suatu apapun.
“Menyelamlah engkau ke dasar lautan itu. Kemudian bawalah apa yang engkau dapatkan dari sana,” kata Sulaiman kepada Ifrit, jin yang mengikuti perjalanan Nabi Sulaiman.
Ifrit menyelam ke dasar laut. Tak lama kemudian dia muncul dan berkata : “Wahai Nabi Sulaiman, aku telah menyusuri ke lautan. Tetapi aku tak dapat sampai ke dasar lautan. Aku tak mendapatkan sesuatu apapun disana.”
“ Menyelamlah engkau kedasar lautan yang lebih dalam lagi. Kemudian bawa apa yang engkau dapatkan dari sana, “ kata Nabi Sulaiman kepada Ifrit yang lain.
Jin itupun menyelam kedasar lautan, lebih lama dari Jin yang pertama. Baru kemudian dia muncul dan katanya : :Wahai Nabi Sulaiman, aku telah menelusuri dalam lautan. Tetapi aku tak dapat sampai di dasar lautan. Aku tak mendapatkan sesuatu di sana.”
Kemudian Nabi Sulaiman berkata kepada Ashif bin Barkhaya, salah seorang menteri dari kerajaan Sulaiman : “Engkau menyelamlah kedasar lautan. Kemudian bawalah kemari apa yang engkau dapatkan dari sana.”
Ashif menyelam kedasar lautan lebih lama dari kedua Jin tadi. Dan tak lama kemudian, Ashif membawa sebuah kubah terbuat dari kapur putih. Kubah itu mempunyai pintu yang terbuat dari mutiara, yakut, berlian dan mutu manikam yang berwarna hijau. Pintu itu terbuka, tetapi anehnya, tak setetespun air masuk dalam kubah itu, padahal kubah itu terdapat di dasar laut.
Kubah itu diletakkan tepat didepan Nabi Sulaiman. Ternyata, didalamnya terdapat seorang pemuda tampan. Pakainannya bersih. Pemuda itu sedang sujud, beribadah kepada Allah SWT. Nabi Sulaiman masuk kedalam kubah itu dan mengucapkan salam seraya berkata, “Wahai pemuda, gerangan apakah yang menyebabkan engkau kedalam lautan?”
Pemuda itu menjawab, “Wahai Nabi, sesungguhnya aku dahulu mempunyai seorang ayah yang lumpuh dan seorang ibu yang buta. Aku senantiasa berbhakti kepada mereka selama tujuh puluh tahun. Ketika ibuku akan meninggal dunia, dia berdoa; “ Wahai Tuhanku, berilah umur panjang kepada anakku ini untuk berbhakti kepada-Mu.” Dan ketika ayahku akan meninggal dunia dia berdoa : “Wahai Tuhanku, berilah tempat anakku ini dalam suatu tempat yang tidak bias dijamah oleh syetan.” Ketika mereka sudah aku kuburkan, aku pergi menuju suatu pantai. Tiba-tiba aku melihat kubah ini jatuh didekatku. Aku mencoba masuk kedalamnya karena tertarik keindahannya. Tiba-tiba kubah ini terlempar sampai kedasar lautan, padahal aku didalamnya.”
“Sejak kapan engkau tinggal di tempat ini,?” Tanya Nabi Sulaiman.
“Sejak masa Nabi Ibrahim,” jawab Pemuda itu.
Jarak waktu antara Nabi Sulaiman dan Nabi Ibrahim dalam catatan sejarah adalah 2.400 tahun. Tapi orang itu masih muda dan tidak beruban rambutnya. Nabi Sulaiman pun bertanya, “Bagaimana engkau makan dan minum di dasar laut?”
“Wahai Nabi, setiap hari dating kepadaku seekor ikan berwarna kuning dengan membawa makanan yang lezat-lezat sebagaimana makanan dunia pada umumnya. Dan aku tidak merasakan lapar, haus, panas, dingin, lemah, malas, ataupun mengantuk. Aku merasakan kedamaian di sini,” jelas Pemuda tersebut.
“Apakah engkau ingin hidup bersama kami, atau engkau ingin kembali ke tempat semula?” Tanya Nabi Sulaiman. Lalu ia berkata, “Wahai Nabi, aku kembali ke tempatku semula, di dasar laut.”
“Kembalikan kubah itu di dasar lautan, hai Ashif,” perintah Nabi Sulaiman kepada Ashif. Lalu Ashif mengembalikan kubah dan pemuda itu di tempat semula di dasar lautan. Mereka menyaksikan peristiwa itu saling berpandangan, berdecak penuh kekaguman. Betapa Allah Maha Kuasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar